Perencanaan Instruksional
Perencanaan adalah
aspek penting untuk menjadi guru yang kompeten (Parkay & Mass, 2000).
Perencanaan Instruksional adalah pengembangan atau penyusunan strategi
sistematik dan tertata untuk merencanakan pelajaran. Guru menentukan strategi
apa dan bagaimana mereka akan mengajar.
Kerangka Waktu
Menyusun kerangka waktu yang sistematis membuthkan pengetahuan tentang
apa-apa yang perlu dilakukan dan kapan melakukannya, atau perlu fokus pada
“tugas dan waktu”. Anda perlu membuat rencana untuk rentang waktu yang berbeda,
mulai dari tahunan sampai harian (Arends, 1998).
Robert Yinger (1980) mengidentifikasi lima rentang
waktu perencanaan guru : perencanaan tahunan, perencaan term, perencanaan unit,
perencanaan mingguan, dan perencanaan harian. Menurutnya guru perlu
memerhatikan empat area ketika merencanakan : tujuan, sumber informasi, bentuk
rencana, dan kriteria efektivitas perencanan.
Walaupun perencanaan adalah dimensi utama dari
pengajaran yang sukses, jangan terlalu banyak menyusun rencana. Susunlah
rencana yang rapi dan jalankan, tetapi berlakulah fleksibel; seiring
berjalannya tahun, bulan, minggu atau hari, sesuaikan rencana dengan perubahan
lingkungan atau situasi.
PERENCANAAN DAN INSTRUKSI
PELAJARAN TEACHER-CENTERED
Dalam pendekatan ini, perencanaan dan instruksi disusun dengan ketat dan
guru mengarahkan pembelajaran murid.
Perencanaan Pelajaran
Teacher-Centered
Tiga alat umumm di sekolah yang berguna dalam
perencanaan teacher-centered adalah menciptakan
sasaran behavioral (perilaku), menganalisis tugas, menyusun taksonomi
(klasifikasi) instruksional.
Menciptakan sasaran behavioral.
Sasaran
behavioral (behavioral objectivites) adalah pernyataan tentang perubahan yang
diharapkan oleh guru akan terjadi dalam kinerja murid. Menurut Robert (1962),
sasaran behavioral harus mengandung :
·
Perilaku murid.
·
Kondisi di mana perilaku terjadi
·
Kriteria kinerja
Menganalisis Tugas. Analisis tugas memfokuskan pada pemecahan suatu tugas
kompleks yang dipelajari murid menjadi komponen-komponen (Alberto &
Troutman). Analisis ini dapat melalui tiga langkah dasar (Moyer & Dardig,
1978) :
1.
Menentukan
keahlian atau konsep yang diperlukan murid untuk mempelajari tugas.
2.
Mendaftar
materi yang dibutuhkan untuk melakukan tugas
3.
Mendaftar
semua komponen tugas yang harus dilakukan
Menyusun Taksonomi
Instruksional. Taksonomi
adalah sistem klarifikasi. Taksonomi Bloom mengklarifikasikan sasaran
pendidikan menjadi tiga domain:
Domain Kognitif. Domain
ini memiliki enam sasaran:
·
Pengetahuan. Murid punya kemampuan untuk mengingat informasi
·
Pemahaman. Murid mampu memahami penjelasan dan dapat menerengkan
dengan bahasanya sendiri.
·
Aplikasi. Murid menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan
masalah di dunia nyata.
·
Analisis. Murid mampu memecah informasi yang kompleks menjadi
informasi yang kecil-keci dan mengaitkannya dengan informasi lain.
·
Sintesis. Murid mengkombinasikan elemen-elemen dan menciptakan
informasi baru
·
Evaluasi . Murid membuat penilaian dan keputusan yang baik.
Menurut Bloom, sasaran kognitif ini memiliki hierarki
yaitu mulai dari level rendah (pengetahuan dan pemahaman) ke level tinggi (aplikasi-evaluasi).
Domain Afektif. Taksonomi afektif memiliki lima sasaran yang
berhubungan dengan respons emosional terhadap tugas :
1.
Penerimaan,
murid mengetahui atau memerhatikan sesuatu dii lingkungan
2.
Respons,
murid termotivasi untuk belajar dan menunjukkan perilaku baru sebagai hasil
dari pengalamannya.
3.
Menghargai,
murid terlibat atau berkomitmen pada beberapa pengalaman
4.
Pengorganisasian,
murid mengintergrasikan nilai baru ke peringkat nilai yang sudah ada dan
memberi prioritas yang tepat
5.
Menghargai
karakterisasi. Murid bertindak sesuai dengan nilai tersebut dan berkomitmen
kepada nilai tersebut.
Domain Psikomotor. Sasaran Psikomotor menurut Bloom adalah :
·
Gerak Refleks, murid merespon suatu stimulus secara reflex tanpa
harus berpikir
·
Gerak Fundamental Dasar, murid melakukan gerakan dasar untuk tujuan tertentu.
·
Kemampuan Perseptual, murid dapat menggunakan indranya dengan baik.
·
Kemampuan fisik, murid menggunakan daya tahan, kekuatan, fleksibilitas,
dan kegesitan
·
Gerakan terlatih, murid melakukan keterampilan fisik yang kompleks
dengan lancer
·
Perilaku nondiskusif, murid mengkomunikasikan perasaan dan emosinya melalui
gerak tubuh.
Taksonomi Bloom utuk domain kognitif, afektif, dan
psikomotor dapat digunakan oleh guru untuk merancang instruksi.
Instruksi Langsung
Instruksi langsung (direct instruction) adalah pendekatan
teacher-centered yang terstruktur yang dicirikan oleh arahan dan kontrol guru,
ekspektasi guru yang tinggi atas kemajuan murid, maksimalisasi waktu yang
dihabiskan murid untuk tugas-tugas akademik, dan usaha guru untuk meminimalkan
pengaruh negatif terhadap murid (Joyce & Weil, 1996).
Fokus instruksi
langsung adalah aktivitas akademik, materi non-akademik (mainan, game, dan
teka-teki) cenderung tidak dipakai, interaksi murid-guru (seperti percakapan
atau perhatian tentang diri atau peribadi) juga tidak terlalu ditekankan.
Tujuan penting dari instruksi langsung adalah memaksimalkan waktu belajar
murid.
Strategi Instruksional
Teacher-Centered
·
Mengorientasikan. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru,
susunlah kerangka pelajaran dan orientasikan murid ke materi baru (Jyce &
Weil, 1996) : 1) review aktivitas sehari sebelumnya, 2) diskusikan sasaran
pelajaran, 3) beri instruksi yang jelas dan eksplisit tentang tugas yang harus
dilakukan, 4) beri ulasan atas pelajaran untuk hari ini
·
Advance organizer adalah aktivitas dan teknik pengajaran dengan membuat
kerangka pelajaran dan mengorientasikan kepada murid pada materi sebelum materi
itu diajarkan (Ausubel, 1960). Advance organizer terdiri dari dua bentuk : expository dan comparative. Expository advance organizer memberi
murid pengetahuan baru yang akan mengorientasikan mereka kepada pelajaran yang
akan datang. Comparative advance organizer memperkenalkan murid materi baru dengan mengaitkannya dengan apa yang
sudah diketahui oleh murid.
·
Pengajaran, Penjelasan, dan Demonstrasi. Pengajaran
dengan paparan atau ceramah, penjelasan dan demonstrasi adalah aktivitas yang
biasa dilakukan oleh guru dalam pendekatan instruksi langsung. Kadang-kadang kita
merasa bosan diberi penjelasan, tetapi kadang-kadang kita merasa tertarik
dengan suatu penjelasan guru dan banyak belajar dari hal itu.
·
Pertanyaan dan Diskusi. Diskusi dan pertanyaan perlu diintegrasikan kedalam
pendekatan instruksi teacher-centered (Weinsten, 1997). Dalam menggunakan
strategi ini, penting untuk merespons setiap kebutuhan pembelajaran murid
sembari menjaga minat dan perhatian kelompok. Juga, penting untuk
mendistribusikan partisipasi luas sembari mempertahankan semangat belajar.
·
Mastery Learning (Pembelajaran penguasaa materi) adalah pembelajaran satu konsep atau topic secara
menyeluruh sebelum pindah ke topik yang lebih sulit. Pendekatan mastery
learning yang baik harus mengikuti prosedur : a) menyebutkan tugas atau
pelajaran, b) rancanglah prosedur instruksional dengan memasukkan umpan balik
secara korektif, c) beri tes pada akhir unit pembelajaran
·
Seatwork adalah menyuruh semua murid untuk belajar sendiri-sendiri di bangku
merekaa.
·
Pekerjaan Rumah. Keputusan Instruksional penting lainnya adalah
seberapa banyak dan apa jenis pekerjaan rumah yang harus diberikan kepada
murid. Penting untuk membuat pekerjaan rumah menjadi bermakna, pantaulah
pekerjaan rumah dan beri umpan balik tentang pekerjaan rumah itu, serta
libatkan orangtua mereka.
Mengevaluasi Instruksi
Teacher-Centered
Pendukung pendekatan
teacher-centered percaya bahwa pendekatan ini adalah cara terbaik untuk
mengajarkan keahlian dasar, yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang
terstruktur secara jelas (seperti yang dibutuhkan untuk pelajaran bahasa,
membaca, matematika, dan sains)
Pengkritik pendekatan
ini mengatakan bahwa instruksi model ini sering kali menghasilkan pembelajaran
yang pasif dan tidak memberi kesempatan yang cukup kepada murid untuk
mengkonstruksikan pengetahuan dan pemahaman, dan menurut mereka pendekatan ini
menghasilkan kelas yang kaku dan terstruktur ketat, kurang memerhatikan
perkembangan sosioemosional, lebih menjurus ke pemberian motivasi dari luar
ketimbang menumbuhkan motivasi dari dalam.
PERENCANCAAN DAN INSTRUKSI
LEARNER-CENTERED
Prinsip Learner-Center
Instruksi dan perencanaan learned-center adalah pada siswa, bukan pada
guru. Pendekatan ini menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan
reflektif. Menurut Learned-Center Principles Work (1997), pendidikan akan lebih
baik apabila fokus utamanya adalah pada orang yang belajar (learner). Prinsip
learned-center yang dikembangkan oleh American Psychological Association (APA)
diklasifikasikan berdasarkan empat faktor : kognitif dan metakognitif,
motivasional dan emosional, perkembangan dan sosial, dan perbedaan individual.
Faktor
Kognitif dan Metakognitif
1.
Sifat proses pembelajaran
2.
Tujuan proses pembelajaran
3.
Konstruksi pengetahuan
4.
Pemikiran strategis
5.
Memikirkan tentang pemikiran (metakognitis)
6.
Konteks pembelajaran
Faktor Motivasi dan Emosional
7.
Pengaruh motivasi dan emosi terhadap pembelajaran
8.
Motivasi intrinsik untuk belajar
9.
Efek motivasi terhadap usaha
Faktor Sosial dan Developmental
10. Pengaruh
perkembangan pada pembelajaran
11. Pengaruh
sosial terhadap pembelajaran
Faktor Perbedaan Individual
12. Perbedaan
Individual dalam pembelajaran
13. Pembelajaran
dan diversitas
14. Standar
dan penilaian
Beberapa Strategi
Instruksional Learner-Centered
·
Pembelajaran Berbasis Problem menekankan pada pemecahan problem kehidupan nyata.
·
Pertanyaan Esensial adalah pertanyaan yang merefleksikan inti dari
kurikulum, hal paling penting yang harus diesksplorasi dan dipelajari oleh
murid (Jacobs, 1977).
·
Pembelajaran Penemuan adalah pembelajaran dimana murid menyusun pemahaman
sendiri. Hal ini memunculkan penemuan
dengan bimbingan, dimana murid didorong untuk menyusun sendiri
pemahamannya, tetapi juga dibantu dengan pertanyaan dan pengarahan dari guru.
Mengevaluasi Instruksi
Learner-Centered
Empat belas prinsip Learner-centered yang telah disusun
APA mendorong guru untuk membantu murid secara aktif mengkonstruksikan
pemahaman mereka, menentukan tujuan dan rencana, berpikir mendalam dan kreatif,
memantau pembelajaran mereka, memecahkan problem dunia nyata, mengembangkan
rasa percaya diri yang positif dan mengontrol emosii, memotivasi diri sendiri,
belajar sesuai dengan level perkembangan, dll.
Pengkritik pendekatan
ini mengatakan bahwa pendekatan ini terlalu banyak memerhatikan proses
pembelajaran (Hirsch, 1996). Mereka mengatakan bahwa dalam area dengan banyak
problem yang tidak didefinisikan dengan rapi, seperti ilmu sosial dan
kemanusiaan, pendekatan ini tidak dapat digunakan secara efektif. Instruksi
learner-centered juga tidak bisa digunakan pada level pengajaran awal karena
murid belum memliki pengetahuan yang memadai untuk membuat keputusan tentang
apa dan bagaimana yang harus mereka pelajari.
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Revolusi Teknologi
Revolusi teknologi adalah bagian dari masyarakat informasi dimana kita
kini hidup. Teknologi telah menjadi bagian dari sekolah selama beberapa dekade,
tetapi teknologi masih dipakai secara sederhana dan berubah dengan lamban.
Namun, kini teknologi telah berubah secara dramatis. Jumlah computer di sekolah
bertambah pesat. Namun, walau berpotensi meningkatkan pembelajarab murid,
sekolah masih ketinggalan dalam menafaatkan teknologi dibadingkan dengan
lembaga lain. Banyak guru tidak memiliki pengetahuan memadai dalam menggunakan
komputer, dan banyak sekolah tidak menyediakan workshop atau pelatihan yang
dibutuhkan. Dan dengan perkembangan teknologi yang pesat, komputer yang dibeli
disekolah menjadi cepat ketinggalan zaman. Bahkan ada yang rusak dan perlu
diperbaiki (Baines, Deluzain & Stanley, 1999). Kenyataan ini berarti bahwa
pelajaran di sekolah belum direvolusionerkan secara teknologis.
Internet
Internet adalah inti dari komunikasi melalui komputer. World Wide Web merupakan sistem
pengambilan informasi hypermedia yang
menghubungkan berbagai materi internet; materi ini mencakup teks dan grafik. Website adalah lokasi individu atau
organisasi di internet. Website menampilkan informasi yang dimasukkan oleh
individu atau organisasi. E-mail
adalah singkatan dari electronic mail dan
merupakan bagian penting lain dari internet. Internet adalah alat pembelajaran
penting dalam proyek kaya teknologi yang disebut Cooperative Networked
Educational Community of Tomorrow (Co-NET) (Jones, Tasmusen, & Moffit,
1997). Jika dipakai secara efektif, internet bisa memperluas akses ke
pengetahuan dan orang di seluruh dunia.
Teknologi dan Diversitas
Sosiokultural
Salah satu perhatian adalah murid dari keluarga miskin dan sekolah yang
miskin masih kurang mendapat layanan teknologi. Perempuan juga mungkin punya
lebih sedikit akses dan kurang banyak disentuh teknologi.
Standar untuk Murid yang
“Melek Teknologi”
International Society for Technology in Education bekerja sama dengan US
Department of Education telah menyusun stdandar teknologi di masa pra-taman
kanak-kanak sampai grade dua, grade 3 sampai 5, grade 6 sampai 8, dan grade 9
sampai 12. Standar ini bervariasi mulai dari perangkat input dan output
(seperti mouse dan printer) saat murid sudah selesai grade dua hingga murid
mampu menggunakan sumber daya informasi online secara efektif untuk memenuhi kebutuhan
riset, komunikasi dan produktivitas pada akhir grade 12.
Masa Depan; Komputer
dimana-mana
Sekarang ini kita berada di era komputer pribadi (PC) di mana satu orang
punya satu komputer. Beberapa pakar komputer percaya bahwa generasi komputer
berikutnya-generasi ketiga akan berupa ubiquitous computing, yang menekankan
pada distribusi komputer ke lingkungan, ketimbang ke personal. Dalam lingkungan
ini, teknologi akan menjadi latar belakang (Weiser, 2001).