Minggu, 05 Maret 2017

Belajar (Psikologi Pendidikan)




 Learning (pembelajaran) ialah suatu perubahan perilaku yang relative permanen yang dibentuk melalui pengalaman. Namun, tidak semua peruahan perilaku merupakan hasil belajar. Perubahan perilaku karena obat,kelelahan dan luka bukan termasuk belajar

Berikut ini merupakan teori-teori belajar :
 
1. Pengkondisian Klasik
Tipe pembelajaran di mana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli netral menjadi diasosiasikan dengan stimuli bermakna dan menimbulkan kemampuan untuk mengeluarkan respon yang serupa. Seperti percobaan Ivan Pavlov yang menguji anjingnya dengan bunyi bel.

 Berikut contoh-contoh pengkondisian klasik :
    • Saya memiliki adik yang ketika berusia 3 tahun tiba-tiba diserang oleh kumbang yang menyebabkan luka-luka pada tangannya. Sebelumnya ia tidak takut oleh kumbang namun setelah kejadian tersebut dia akan berteriak dan menangis setiap kali melihat kumbang. 
    • Ketika saya kelas 5 Sekolah Dasar, saat sedang menonton televisi, saya mendengar suara klakson sepeda motor dari luar rumah yang ternyata adalah suara klakson sepeda motor ayah.

         Saya kemudian membukakan pintu gerbang supaya ayah bisa masuk.  Keesokan harinya, Saya mendengar suara klakson sepeda motor lagi dan saya lalu bergegas menuju pintu gerbang untuk membukanya.
    •   Ketika saya masih kecil, saya mendengar suara bel yang dihasilkan oleh penjual eskrim saya akan merasa haus dan berlari mengejar penjual eskrim tersebut

      •   Pada saat ayah saya terbangun pada pagi hari, saya selalu di suruh untuk membuat kopi. Dan pada hari berikutnya tanpa di suruh, saya langsung membuat kopi kepada ayah saya. Sehingga respon yang sama yang saya lakukan adalah membuat kopi (CS).

            • Devi dulu paling malas membersihkan rumah , namun abang Devi kemudian selalu mengajaknya untuk membereskan rumah setiap jam setengah 6 dan ajakan itu terus dilakukan terus menerus oleh abang nya sehingga menjadi sebuah kebiasaan bagi Devi ketika melihat jam sudah mennjukkan angka setengan 6 dia akan langsung bergegas untuk membereskan rumah. 
            • Hp itu seperti nyawa kedua buat saya. Kemanapun saya pasti selalu pegang Hp dan ya gapernah lepas kecuali pergi mandi atau sholat atau belajar. Terlalu banya berinteraksi dengan hp apalagi dunia social media. Nah karena terus-terusan nih suka main hp jadinya kalau denger ada suara notification atau nada dering jadi langsung ngeliat hp padahal gaada apa-apa.

2. Pengkondisian Operan

 Tipe belajar dimana konsekuensi dari perilaku mengarah pada perubahan probabilitas terjadinya perilaku. Ada 3 macam konsekuensi ; penguat positif,penguat negative dan punishment/ hukuman.

  • Penguat positive biasanya menggunakan reward
  • Penguat negative berupa shaping (membentuk prilaku)
  • Punishment (hukuman) biasanya menyakitkan dan dapat menimbulkan rasa traumatic atau dendam
  contoh pengkondisian operan :

  • ketika umur 6 tahun saya diajarkan sholat, seelah berusia 10 tahun orang tua saya mengharuskan saya untuk sholat 5 waktu jika saya tidak ingin maka saya akan dimarahi oleh orangtua dan saya tidak suka di marahi sampai saya melakukan sholat 5 waktu setiap kali disuruh. Sekarang saya akan melakukan sholat 5 waktu walau tanpa disuruh orang tua. 
  • Suatu hari ketika saya datang terlambat ke sekolah, bu guru memberikan hukuman kepada saya yang mengharuskan saya berdiri di depan kelas sampai bel waktu istirahat berbunyi. Sejak saat itu, saya tidak pernah lagi datang terlambat ke sekolah.
    • Suatu hari ketika saya dating terlambat ke sekolah, bu guru memberikan hukuman kepada saya yang mengharuskan saya berdiri di depan kelas sampai bel waktu istirahat berbunyi. Sejak saat itu, saya tidak pernah lagi datang terlambat ke sekolah. 
    •          Ketika guru saya di SMA memuji hasil tugas geografi saya dengan bagus, saya menjadi lebih tertarik untuk berusaha meningkatkan pengerjaan tugas saya selanjutnya, agar saya mendapat pujian lagi.
      •          Ayah dan kaka saya akan memberikan saya hadiah, jika ip saya di semester 2 tetap di atas 3,5. Sehingga itu memotivasi saya untuk belajar di dalam perkuliahan.
        • Dimas sewaktu kecil paling malas untuk meletakkan kembali piring bekas makannya ke dalam wastafel setiap makan dia akan langsung pergi meninggalkannya di tempat dia makan , namun pada suatu hari sang ibu menyuruhnya untuk menaruh piring bekas makanannya dan memuji nya ketika ia melakukannya, Dimas pun merasa senang akan pujian itu setiap kali ia melakukannya , dan pada akhirnya Dimas pun terbiasa melakukan hal itu meskipun sang ibu tidak memuji nya lagi.
       
       
     
3. Pendekatan Kognitif
  Belajar di pandang sebagai upaya untuk memperoleh informasi atau pengetahuan baru melalui proses pengolahan informasi dan akhirnya informasi tersebut disimpan dalam memori jangka panjang, yang pada suatu ketika informasi tersebut dapat di panggil kembali jika diperlukan 
  
Contoh-contoh pendekatan kognitif :

  • Devi sangat ingin bisa menaiki sepeda seperti teman teman sebayanya, lalu dia meminta abang nya untuk mengajari nya bagaimana mengendarai sepeda. Abangnya pun memberitahu langkah langkah awal apa saja yang harus dilakukan Devi , ia pun mencobanya dan ia bisa lantas ia belajar sendiri bagaimana menguasai sepeda tersebut dengan benar dari penjelasan awal abang nya tadi.

    •  akhir-akhir ini nada lagi suka belajar masak. Nah belajar masaknya melalui internet. Mencari bahan-bahannya juga lewat internet karna jarang dikasi penjelasan yang rinci jadinya nada coba-cobain sendiri dan akhirnya jadi tembah pengetahuan.   
    • ketika kita mendengarkan musik yang kita suka, secara otomatis kita akan hapal dengan liriknya. Dan disaat kita mendengarkan musik tersebut secara tidak sengaja, maka kita akan langsung menyanyikan lagu tersebut.
      •     Waktu SD saya belajar reaksi kimia fotosintesis, dimana sang guru menjelaskan reaksi kimia tersebut dengan metode pembelajaran menggunakan bahan bergambar. Misal CO2, gambarnya air, dll. Sehingga jika sampai sekarang ilmu itu akan disinggung, saya tetap dapat mengingatnya kembali dalam arti saya mengingat nya dalam memori jangka panjang saya.
      •     Pada saat saya mengikuti kegiatan workshop debat, dimana di dalam acara tersebut ada perkenalan dengan kaka-kaka senior saya di perkuliahan yang memiliki prestasi di dalam rangka perdebatan, saya memiliki keyakinan untuk bias seperti mereka. Dan akhirnya di acara terakhir yaitu percobaan debat, saya tertantang ikut serta sebagai peserta untuk mengasah kemampuan saya sedikit demi sedikit.
       





Subscribe to Our Blog Updates!




Share this article!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML